Pangkalan Kerinci || judicialjustice.com – Insiden kesalahpahaman antar sopir truk terjadi di kawasan Simpang Perak, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Selasa (21/10/2025).
Dua sopir truk yang sempat terlibat adu mulut dan tindakan saling mengancam berhasil diamankan oleh anggota Polisi Lalu Lintas (Polantas) Simpang Perak untuk mencegah keributan lebih lanjut.
Peristiwa bermula ketika sopir truk HINO dengan nomor polisi BE 9279 YV, berinisial RB, tengah melintas di Jalan Lintas Timur dan menyalip truk Mitsubishi FUSO BK 8022 AE yang dikemudikan oleh GD bersama rekannya AG. Setelah berhasil menyalip, kedua kendaraan kembali berhenti di depan Pos Polantas Simpang Perak menuju arah Pekanbaru. Di titik tersebut, truk FUSO yang dikemudikan GD memepet kendaraan RB hingga terjadi adu mulut di tengah jalan.
Dalam suasana yang memanas, GD diduga sempat mengeluarkan senjata api jenis pistol untuk menakuti lawan bicaranya, sementara RB yang merasa terancam mengeluarkan kapak dari dalam truknya untuk berjaga-jaga. Aksi mengancam itu membuat pengguna jalan lain menarik perhatian. RB kemudian segera meminta bantuan ke Pos Polantas Simpang Perak yang berjarak tak jauh dari lokasi kejadian.
“Saya sudah pasrah dan ketakutan saat kepala saya ditodong senjata. Untung ada orang lewat, saya langsung minta tolong dan segera melapor ke Kantor Polantas Simpang Perak,” ujar RB dengan wajah pucat.
Mendapat laporan tersebut, petugas Polantas yang sedang bertugas langsung menuju lokasi dan mengamankan kedua sopir beserta barang bukti agar situasi tidak semakin memanas. Petugas bertindak cepat untuk memastikan keselamatan para pihak dan mencegah terjadinya bentrokan di jalan raya. Setelah kondisi terkendali, kedua sopir dibawa ke Kantor Polantas Simpang Perak untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Kedua sopir beserta kendaraan dan barang bukti berupa satu pistol, satu kapak, telah diserahkan ke Satreskrim Polres Pelalawan untuk pemeriksaan lanjutan. Pihak kepolisian menegaskan pentingnya menjaga etika berkendara serta mengendalikan emosi di jalan agar kejadian serupa tidak terulang. Kasus ini menjadi pengingat bahwa sedikit kesalahpahaman di jalan bisa berujung pada situasi berbahaya jika tidak disikapi dengan tenang.
















